Home Industry Rencong, Sibreh

Home Industry Rencong, Sibreh
Anjond.com - Hey visitors, kali ini kami ‘AnjondTeam’ akan menampilkan hasil liputan kami mengenai salah satu Industri kerajinan Rencong di Aceh Besar. Cukup melelahkan menempuh perjalanan menuju lokasi yang berjarak ±25km. tapi kami ‘AnjondTeam’ akan selalu memberikan yang terbaik buat visitors. Exclusive hanya di Anjond.com !

Sebelumnya kita akan perkenalkan dulu Rencong itu apa sih? (Rencong itu yang dikejar-kejar sama Satpol PP ya? |bukan itu Bencong -__-“) Nah, Rencong itu adalah senjata tradisional khas Aceh. Rencong itu berasal dari bahasa Aceh (Reuncong). Kalau dilihat, rencong memiliki kemiripan dengan keris. Mata pisau nya ada yang berlengkung seperti keris dan lurus seperti pedang. Rencong dimasukan ke dalam sarung yang terbuat dari kayu, gading dan juga tanduk kerbau.

Nah! Sekarang udah tau kan apa itu Rencong? Sekarang kita coba intip yuk industri pembuatan Rencong di Gampong Dilib Bukti, Desa Baet Mesjid, Kecamatan Suka Makmur, Sibreh, Aceh Besar.
Hasil dari pantauan kami dilokasi, hampir seluruh masyarakat disana memiliki Home Industry kerajinan Rencong. Sedikit kutipan dari wawancara kami dengan salah satu pengrajin disana, pembuatan rencong ini sudah tradisi sejak turun temurun. Bahkan anak yang masih duduk di sekolah dasar sudah diajarkan bagaimana memproduksi/menciptakan sebuah Rencong. Tapi agar lebih jelasnya, akan kami tampilkan sedikit hasil wawancara kami dengan salah satu pengrajin rencong disana yang sudah kami translate ke Bahasa Indonesia. mereka adalah bang Fadli dan bang Muchlis.. Mari disimak ^_^

AnjondTeam : “Bang, sejak kapan usaha pembuatan rencong ada disini?”
Fadli : “Ohh, kalau usaha ini memang sudah tradisi turun-temurun dek, sudah sejak dulu ada”
AnjondTeam : “Bagaimana proses pembuatan rencong tersebut?”
Fadli : “Pembuatan rencong ini membutuhkan proses yang panjang dek, seperti memotong kayu, membuat gagang, membuat mata rencong dengan cara membakar besi lalu membentuknya dengan palu, setelah mata rencong selesai dibuat kemudian dipasangkan ke gagang yang telah ada, dan proses akhirnya adalah pembuatan sarung rencong itu sendiri”.
AnjondTeam : “Kalau boleh tahu apa-apa saja bahan baku yang digunakan bang?”
Fadli : “Bahan baku yang kita gunakan itu terdiri dari kayu, besi, kuningan, dan tanduk kerbau”.
AnjondTeam : “Berapa pekerja yang biasa membuat rencong disini bang?”
Fadli : “Disini itu ada 3 desa yang memiliki home industry pembuatan rencong dek, kalo di tempat ini pekerjanya berjumlah 5 orang”.
AnjondTeam : “Rencong ini didistribusikan kemana saja bang?”
Fadli : “Distribusi dilakukan ke seluruh toko souvenir yang ada di daerah aceh bahkan sampai ke Malaysia”.
AnjondTeam : “Berapa kisaran harga rencong-rencong ini bang?”
Fadli : “Harga rencong berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 300 ribu, harga itu sesuai dengan ukuran rencongnya. Rencong ini juga bisa dipesan secara personal, tentu dengan harga yang lebih mahal”.
AnjondTeam : “Terima kasih atas waktunya bang”
Fadli : “ya sama-sama”

Begitulah hasil wawancara kami dengan bang Fadli dan bang Muchlis yang bekerja sebagai pengrajin Rencong di desa ini. Kesimpulan yang kami dapatkan ialah, bahwa pembuatan rencong di desa ini memang sudah menjadi tradisi, bahkan alat yang mereka gunakan dalam membuat Rencong pun sangat Tradisional. Tapi kita cukup bangga karena jangkauan pemasaran Rencong ini sudah sampai ke Negeri jiran Malaysia. Tentu harapan kita semua semoga budaya dan tradisi pembuatan rencong ini terus dipertahankan, tetap berjalan dan semakin berkembang. Karena Rencong sendiri adalah simbol dari Aceh yang dikenal dengan sebutan “Tanah Rencong”. (anton)