Mengapa minyak tertentu berbahaya bagi kesehatan Anda, sementara minyak lainnya justru dianjurkan? Banyak orang yang bingung dengan hal ini. Banyak juga yang ikut-ikutan salah kaprah, terbalik-balik menyebut mana yang sehat dan mana yang berbahaya bagi tubuh. Unsur utama dalam minyak adalah lemak, yang dikelompokkan dalam empat jenis yaitu:
-
Lemak tak jenuh rantai jamak (polyunsaturated fats), yang terdapat pada minyak biji-bijian (wijen, bunga matahari, kapuk, habbatussauda) dan minyak sayur.
-
Lemak tak jenuh rantai tunggal (monounsaturated fats), yang terdapat pada minyak zaitun, minyak canola dan kacang-kacangan.
-
Lemak jenuh (saturated fats), yang terdapat pada daging berlemak, mentega, keju, cokelat, minyak kelapa, minyak sawit, susu, yogurt, dll.
-
Lemak trans (trans fats), yang terbentuk ketika minyak sayur terhidrogenasi sehingga membuatnya padat atau setengah padat. Lemak trans digunakan pada banyak makanan ringan, kue dan makanan beku karena lebih awet (tidak mudah tengik).
Mana Yang Sehat?
Lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sedangkan lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda. Karena itu, lemak jenuh lebih stabil daripada lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada lemak tak jenuh mudah teroksidasi di dalam tubuh dan memproduksi radikal bebas yang menyebabkan penyakit degeneratif seperti darah tinggi, penyakit jantung, diabetes dll.
Kestabilan lemak jenuh membuatnya lebih sehat. Lemak jenuh pada minyak kelapa/kelapa sawit adalah yang terbaik untuk memasak. Keduanya mengandung banyak lemak jenuh alami yang tidak mudah teroksidasi oleh panas dan jarang menimbulkan reaksi inflamasi pada tubuh.
Ini mungkin bertentangan dengan iklan yang sering Anda dengar. Para konsultan diet masih banyak yang salah paham bahwa lemak jenuh berbahaya bagi kesehatan. Pemahaman mereka berdasarkan pendapat kedaluwarsa yang tidak lagi didukung para ahli.
Tidak ada bukti bahwa lemak jenuh merugikan kesehatan. Banyak bukti justru menunjukkan yang sebaliknya: konsumsi lebih banyak lemak jenuh menurunkan risiko penyakit jantung. Sebuah studi oleh Universitas Harvard (2004) menemukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi lemak jenuh memiliki timbunan plak paling sedikit di dinding arteri mereka. American Journal of Clinical Nutrition menyebut temuan tersebut sebagai “Paradoks Amerika”, karena semakin banyak makan lemak justru semakin sehat!
Orang Asia dan Polinesia, melalui penggunaan minyak kelapa dalam menu harian mereka, memiliki tingkat penyakit jantung paling rendah di dunia. Hampir semua lauk-pauk kita digoreng, bukan dibakar atau direbus. Namun, tingkat kesehatan kardiovaskuler kita secara umum jauh lebih baik daripada orang Barat yang jarang menggunakan minyak dalam makanan.
Namun, tidak semua lemak jenuh menyehatkan. Minyak kelapa/kelapa sawit berbeda dengan lemak jenuh lain pada daging atau tanaman lain. Minyak kelapa mengandung medium-chain fatty acids (MCFA) yang merangsang metabolisme, melindungi jantung dan pembuluh darah, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem imun dan melindungi dari infeksi. Kebanyakan lemak, baik yang jenuh maupun tak jenuh, terdiri dari rantai molekul panjang long-chain fatty acids (LCFA) yang lebih susah dicerna dan diserap tubuh. Selain itu, LCFA juga sering didampingi sejenis protein yang disebut lipoprotein. Protein inilah yang bila berdensitas rendah (low density lippoprotein/kolesterol jahat) dapat menjadi sumber plak arteri/ aterosklerosis.
Lemak tak jenuh pada minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian dan lainnya tidak berbahaya bagi kesehatan Anda jika tidak dipanaskan berlebihan. Mereka bahkan menyehatkan karena mengandung omega-6 dan omega-3 serta dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL).
Mana yang tidak sehat?
-
Minyak berlemak tak jenuh sangat tidak sehat untuk memasak. Minyak-minyak tersebut akan berubah menjadi lemak trans yang mudah teroksidasi bila dipanaskan.
-
Minyak berlemak trans dalam makanan beku dan junk food dapat berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi terus-menerus.
-
Minyak kelapa/kelapa sawit yang sudah dipakai berkali-kali tidak sehat karena menjadi mudah teroksidasi di dalam tubuh dan memicu timbulnya radikal bebas. Buanglah minyak bekas pakai (jelantah) setelah tiga kali penggorengan dan warnanya telah berubah menjadi lebih gelap.
-
Lemak hewani (seperti gajih sapi, kambing, dll) dapat berbahaya bagi kesehatan bukan karena mengandung lemak jenuh tetapi karena berkolesterol tinggi. Faktanya, separuh lemak sapi adalah lemak tak jenuh rantai tunggal yang disebut asam oleat (sama dengan yang terdapat pada minyak zaitun) dan sebagian besar lemak jenuhnya justru mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol jahat (kaskus.com)