Asal usul Sepatu Bola

Asal usul Sepatu Bola
Dalam permainan bola sepak sepatu adalah salah satu harus diberi perhatian oleh pemain, kerana sepatu bola lah yang menentukan permainan bola sepak seseorang pemain. Dan ternyata penggunaan sepatu bola sepak mempunyai sejarah dan asal-usul yang panjang.

Dahulu pada awal bola sepak diperkenalkan di Inggeris (sekitar pertengahan abad ke-18) pemain-pemain bola sepak pada masa itu mengenakan kasut berbagai jenis apa sahaja di padang. Sepatu dengan alas polos yang sering dipakai untuk bekerja pun diperbolehkan, bahkan sepatu wanita bertumit tinggi juga pernah digunakan oleh lelaki di lapangan hijau.

Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada tahun 1863. Salah satunya berbunyi, “Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah pada sol yang sepatutnya tidak Selama itu identiti sepatu bola sepak dengan kombinasi warna hitam atau cokelat dengan strip putih. Puma pernah membuat sepatu putih pada tahun 1958, tapi baru dipertontonkan oleh pemain Inggeris, Alan Ball, satu dekad kemudian. Sepatu warna mulai muncul pada tahun 1998, salah satunya dikenakan oleh pemain Morocco, Moustafa Hadji.

Keluarnya peraturan itu maka muncul lah gairah tukang sepatu di Inggeris dan Eropah untuk membuat sepatu khusus bola sepak. Sebelum industri itu dimulakan, tukang sepatu kebanyakannya pada masa itu mula membuat secara kecil-kecilan di rumah.

Pada tahun 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan J.W. Foster and Sons di Bolton, Inggeris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada tahun 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat bengkel kasut toko di rumahnya di Kota Hengelo, Provinsi Gelderland, Belanda timur. Pada tahun yang sama, muncul pula pembuat sepatu Gola di Inggeris.
Industri sepatu kian menular ketika Adolf dan kakak nya Rudolf Dassler membuka fabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada tahun 1924. Dua bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada tahun 1947. Kemudian Adolf membentuk penjenamaan Adidas dan Rudolf mengeluarkan Puma.

Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials muncul dengan “gigi-gigi” kayu di bahagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kaki ke tanah. Hujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kaki untuk mengontrolkan bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berhujung yang tajam.
Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di padang becak agar tidak mudah licin dan terjatuh. Salah satu tugas pengadil dan pembantunya adalah memeriksa sebelum pemain masuk ke padang. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tidak dibenarkan masuk.

Kasut-kasut masa silam itu dibuat dari bahan kulit yang berat. Model berupa panjang agar dapat melindungi buku lali pemain dari terjahan lawan. Sepatu baru umumnya keras dan kaku sehingga sering membuat kaki si pemakai cedera. Agar lebih lentur dan enak dipakai, sepatu direndam dulu selama beberapa jam sebelum dikenakan, lalu dijemur sebentar agar kandungan air tidak memberatkan sepatu.

Pada era 1920-an, sepatu bola mulai diproduk secara komersial. Salah satu yang terkenal di era itu adalah Manfield Hotspur. Sepatu kulit ini tidak hanya dipasarkan untuk pemain dewasa sahaja, tapi juga untuk semua umur termasuk kanak-kanak.

Sepuluh tahun kemudian, muncul lah variasi warna tali sepatu. Selain hitam, ada pula putih, merah, dan lain-lain. Di padang, pemain kerap bertukar ganti tali ini karana proses rendam dan jemur sepatu membuat tali mudah rosak.
Pada tahun 1951, perusahaan sepatu mulai meluas. Mereka mencatatkan nama pemain terkenal untuk nama produknya. Bintang Inggeris saat itu, Stanley Matthews, menjadi nama sepatu keluaran CWS. Ia mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang disewa sebagai bintang iklan sepatu pada masa itu. Maka, mula lah komersialisasi sponsor oleh produksi sepatu kepada pemain, yang saat itu mendapat gaji maksima 20 pound sterling.

Selain Matthews, pemain-pemain lain mulai mendapat tempat khusus di hati produksi. Sepatu Bobby Charlton, contohnya, berada dipasaran pada tahun 1964. Dua tahun kemudian, muncul pula kasut bernama Pele, yang dibuat sesuai tuntutan gaya pemain lincah berasal dari Brazil itu.
Matthews juga menjadi salah satu pengguna sepatu Continental, dari Manfield Hotspur dan dipakai oleh pemain-pemain di Eropah serta Brazil. Sepatu ini dibuat pada 1950-an hingga 1960-an. Pada masa itu, gigi sepatu juga dibuat dengan bahan karet, plastik, atau logam.

Selama itu identiti sepatu bola sepak dengan kombinasi warna hitam atau cokelat dengan strip putih. Puma pernah membuat sepatu putih pada tahun 1958, tapi baru dipertontonkan oleh pemain Inggeris, Alan Ball, satu dekad kemudian. Sepatu warna mulai muncul pada tahun 1998, salah satunya dikenakan oleh pemain Morocco, Moustafa Hadji.

Pada tahun 1995, bekas pemain Liverpool, Craig Johnston, mendesign kan sepatu yang bernama Predator yang diproduksi oleh Adidas. Sepatu ini menggunakan kulit kanggaru sebagai lapisan luarnya yang diklaim mudah lengkung ke arah bola. Klaim ini membuat sepatu itu laris dan antara lain dipakai oleh Zinedine Zidane, David Beckham, Del Piero dan Steven Gerrard.
Saat ini produk sepatu dengan teknologi mutakhir sesuai dengan si pemakainya. Bentuk, design, dan bahannya dibuat agar pemain serasi dengan kaki. Gigi-gigi pun tak selalu berjumlah sama satu dengan yang lain. Gigi-gigi yang awalnya berbentuk bulat berubah menjadi berbagai-bagai bentuk.
(nuhafizanmokhtar.blogspot.com)

Topic: Asal usul Sepatu Bola

No comments found.

New comment