Mesjid Agung Al-Makmur, satu berkah dibalik Tsunami Aceh

22/05/2012 01:30
Anjond.com - Siang yang terik tak membuat kami crew dari Anjond.com menghentikan langkah untuk meliput salah satu bangunan yang terlihat cukup megah tepat berdiri strategis di Persimpangan lampu merah, Lamprit. Adzan Dzuhur pun telah berkumandang, kami pun shalat terdahulu sebelum memulai peliputan.
Bangunan yang terlihat cukup megah ini menjadi tempat berkumpulnya para jama’ah, tempat jama’ah beristirahat sejenak mengadu kepada sang pencipta atas seluruh pelik kehidupan dan juga tempat bagi mereka yang tak lupa bersyukur atas apa yang telah mereka dapatkan di dunia ini. Mesjid ini memang terlihat cukup megah, bersih dan tertata rapi. Kondisi di dalam mesjid pun begitu nyaman. Memberikan keteduhan bagi mereka yang berada didalam.
Next, Setelah selesai melaksanakan sholat Dzuhur, rencana kami untuk meliput Mesjid Agung Al-Makmur kami lanjutkan. Dan target pertama kami ialah bapak Wahyu selaku Wakil Sekretaris di kepengurusan Mesjid ini. kenapa? karena beliau cukup banyak tau mengenai Mesjid Agung Al-Makmur dan sejarahnya. Oke ikuti kami..
Beliau membuka pembicaraan dengan melafalkan 1 ayat dalam Al-Quran, surah Al-Insyirah yang berbunyi “Inna ma’al usri yusraa” yang disimpulkan sendiri oleh beliau bahwa “bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan”. Ya disitulah janji Allah. setelah Allah memberikan cobaan yang begitu berat maka Allah akan memberikan nikmat yang cukup besar. Mesjid yang dulu yaitu “Baitul Makmur” hancur diterjang gelombang tsunami 2004. Sedikit flashback, beliau menjelaskan bahwa Mesjid Baitul Makmur itu adalah hasil dari swadaya masyarakat yang bahkan dari tahun 1978 hingga 2004 belum terselesaikan penyempurnaan-penyempurnaannya.
Alhamdulillah atas inisiasi “Bulan Sabit Merah” maka disepakati pembangunan/rekonstruksi Mesjid Agung Al-Makmur ini oleh kesultanan Oman. Nah! Oleh sebab itu kita sering mendengarnya dengan sebutan “Mesjid Oman”. Dan akhirnya pada 19 Mei 2009 Mesjid ini disahkan menjadi Mesjid Agung kota Banda Aceh hingga sekarang Mesjid Agung Al-Makmur ini menjadi kebanggaan masyarakat kota setelah Mesjid Raya Baiturrahman.
Ternyata Kesultanan Oman tidak hanya membantu dengan mendirikan 1 mesjid ini saja, ada beberapa Mesjid lain di Banda Aceh hasil bantuan dari Kesultanan Oman. Terkait Mesjid Agung Al-Makmur Lamprit, Kesultanan Oman tidak hanya menyumbangkan Fasilitas Mesjid saja tetapi juga unit Business center dan 4 Unit toko. Yang Alhamdulillah dari sana lah biaya cost mesjid ini dapat tercukupi. Karena Mesjid sebesar ini butuh biaya cost yang besar.
Mengenai sistem kepengurusan disini sehingga Mesjid ini terlihat megah, bersih dan tertata rapi. Beliau menjelaskan “Sistem kepengurusan di Mesjid ini sama dengan Mesjid-Mesjid lainnya. Tapi kami telah bersungguh-sungguh dalam melayani jama’ah. Motto kita, sebesar-besar dana jama’ah itu kita gunakan untuk kepentingan jama’ah itu sendiri. Apa yang menjadi kekurangan dan kebutuhan jama’ah, InsyaAllah akan kami lengkapi yang semata-mata hanya untuk kenyamanan Jama’ah dalam beribadah”.

Pak Wahyu pun menjelaskan bahwa kedepan akan memfokuskan pada pembangunan non-fisik. Kenapa? “Karena semegah apapun mesjid takan berarti apa-apa jika tidak ada yang mengisi” begitu kata beliau. Non fisik seperti apa? Contohnya seperti pendidikan islami anak-anak dan remaja, seminar & pengajian untuk keluarga muslim, serta perpustakaan dan memperluas unit Business Center. Karena Business Center ini menjadi kunci dalam kegiatan-kegiatan non-fisik nantinya.
Dan saat ditanya mengenai mengenai harapan beliau terkait mesjid ini, beliau berharap kepada masyarakat untuk mencintai mesjid ini. Sama-sama mau berjama’ah dan memakmurkan. Karena mesjid harus menjadi rujukan umat dalam menghadapi masalah hidup, InsyaAllah masalah itu bisa terselesaikan (muslim activity center).
Nah! Setelah sesi interview dengan Pak Wahyu selaku Wakil Sekretaris di Mesjid Agung Al-Makmur. Gak Afdol dong kalau kita tidak mewawancarai para jama’ah sekaligus pengunjung mengenai pendapat mereka tentang Mesjid Agung Al-Makmur. Berikut hasil interview kami dengan 3 para pengunjung. Check it out :D
 Dedy (Ketapang) : “sejauh saya lihat dibandingkan dengan mesjid lain di sekitaran kota Banda Aceh, ini yang paling bersih dan paling tertata. Tempat wudhu dan WC nya bersih”
 
 
Faisal (Darussalam): ”memang mesjid ini yang paling megah, banyak pengunjung datang tak hanya mau sholat berjama’ah, tapi juga berfoto-foto. Karena mesjid ini memiliki daya tarik tersendiri”.
 

 

Humairah dan Tari (Darussalam & Lampase) : “Mesjid nya bagus yaa, tempat wudhu nya juga bagus. Tempatnya dingin, areal parkir nya bagus dan juga tertib. Pokoknya sejauh ini Bagus”.
 
 
Kesimpulan yang bisa petik dari liputan kita kali ini, tetaplah menjadikan Mesjid sebagai magnet kuat dalam beribadah. Tak hanya menjadi daya tarik dalam beribadah, Mesjid Agung Al-Makmur juga menjadi Mesjid yang memiliki daya tarik wisata selain Mesjid Raya Baiturrahman. Tentunya Aceh sebagai kota pariwisata dengan 1001 Mesjid seperti hal nya Bali sebagai kota pariwisata dengan 1001 Pura. (anton)