Menjejaki Prostitusi Terselubung di kota “Syariat Islam” Banda Aceh

ANJOND.COM - Banda Aceh adalah ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Salah satu kota wisata bernuansa Islami di Indonesia dan dunia. Kota yang kental dengan nuansa religious ala islami, karena  Aceh sendiri dikenal dengan julukannya sebagai Kota “Serambi Mekkah”. Dengan dikeluarkannya UU No.11 tahun 2006, maka Aceh pun resmi mengamanatkan pemberlakuan syariat Islam di seluruh wilayah provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Tapi kami sendiri disini yang notabene sebagai mahasiswa pendatang ingin langsung mengungkap apakah masih ada prostitusi di Banda Aceh? bukan karena apa-apa, kami ingin menyelidiki dan menyelaraskan apakah dengan Ditetapkannya hukum Syariat Islam di Banda Aceh, berlaku efektif terhadap hal-hal berbau prostitusi yang banyak terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Sesuai rencana, pada malam harinya saya dan teman saya berinisial RIB, RAP dan RN langsung saja menelusuri jejak prostitusi di kota ini. Berdasarkan info dari seseorang yang tak perlu kami sebutkan namanya, bahwa prostitusi di Banda Aceh ini banyak terdapat di salon-salon sekitar daerah Peunayong.  Info yang cukup bagus untuk memberikan kami tujuan pertama dalam misi ini.

Setelah memasuki daerah Peunayong, kami menemukan banyak salon bernuansa remang-remang yang mulai menjadi target kami. Kami coba memasuki salah satu salon yang menimbulkan kecurigaan kami.

Setelah berdiskusi, Aku dan RAP masuk ke dalam salon dan 2 temanku lainnya RIB dan RN berjaga-jaga di luar. Kenapa? Karena takutnya ada WH yg melintas lalu mengira kami sedang melakukan transaksi. Hehehe OMG !(-_-“)

Saat aku dan RAP masuk, kami menjumpai seorang wanita berusia sekitar 35-40 tahun yang sedang duduk di sebuah kursi. kami perkirakan dia adalah Germo/Macikuri di salon ini. Disinilah terjadi percakapan serius antara kami bertiga. Dan saya inisialkan dia “GS”

RAP:  maaf kak, disini tarif salon nya berapa yaa?
GS:      (dengan tatapan mata serius) oh sebentar ya saya panggil aja dulu pegawai saya.
Dan tidak berapa lama GS datang dengan seorang wanita yang saya inisialkan namanya “LS” dengan berpakaian cukup untuk menggoyahkan iman para lelaki. Dan kami pun duduk bertiga untuk melanjutkan pembicaraan.
LS: ada apa ya?
AG: kak, tarif salonnya disini berapa ya? (kami coba mulai ke topiknya)
LS: oh mau yg short time atau long time?
AG & RAP: (kami pun sempat terlihat kebingungan untuk menjawab apa)
LS: (langsung memotong pembicaraan yang kosong) yau dah, kita bicara nya dibelakang aja ya. Gak enak nanti dilihat orang.
AG&RAP: (kami pun hanya bisa mengangguk dan mengikuti ajakan LS, dan saya pun menyuruh masuk RIB & RN untuk ikut ke dalam.
Sesampainya di belakang, kami coba memulai pembicaraan.
RAP: kalau short time berapa kak?
LS: 300 ribu aja kok
RAP: terus kalau yang longtime kak?
LS: 500 ribu 1 harian full
Wow ! kami sangat terkejut dengan jawaban dari LS tersebut. Tapi kami coba terus bertanya untuk mendapatkan info dan tentu supaya tidak terlihat bego :D
MAG: owh.. mereka disini berasal dari mana aja kak?
LS: ada yang asli dari sini, dari lhokseumawe, dan ada juga dari Medan.
MAG: ada usia berapaan aja kak?
LS: ada yang 18,19 dan ada juga kok yang 17!
Terkejutnya kami saat mengetahui bahwa banyak remaja yg ikut terjerumus ke dunia prostitusi ini (--“). Pertanyaan konyol pun di lontarkan oleh RAP.
RAP: itu gimana sih kak?
Kakak itu terlihat mengerti maksud RAP yang terlihat sok polos xD
LS: hmm.. (sambil tersenyum menggoda) pelan-pelan aja kok!
Kami berempat ingin tertawa geli tapi coba menahannya sekuat tenaga, sambil mengucap dalam hati (astaghfirullah) hehehe… tapi langsung saja kami menjelaskan maksud kami yang sebenarnya. (tapi gak benar juga sih :D)
RAP: gini kak, kami sih tertarik. Tapi kami liat orang-orang nya dulu bisa gak kak? Karena kami belum ada bawa uangnya dan rencananya besok kami balik ke sini lagi (suara memelas kasihan) (-_-)
LS: (dengan muka yg emosi karena tau dipermainkan dan dengan suara lantang) ya udah keluar aja kalian ! keluar sana ! keluar !
MAG: oh ya udahlah kak, makasih ya kak. (anak yg baik tidak lupa mengucapkan terima kasih xD)

Kami berempat pun langsung bergegas keluar dan pergi meninggalkan salon tersebut.  Selintas saat pulang kami juga melihat fenomena prostitusi di Burger-burger pinggiran jalan. Yang ironis nya lokasi itu tidak jauh dari Kantor Pusat Wilayatul Hisbah. Tapi itu semua malah terlihat seperti lelucon !

Sesampainya di kos-kosan, kami sebagai mahasiswa yang kritis coba mendiskusikan tentang apa yg telah kami dapat tadi.
Bahwa ternyata Hukum Syariat khususnya di Kota Banda Aceh ini tidak berjalan efektif. Karena kami sendiri telah menemukan prostitusi terselubung di salah satu salon di daerah Peunayong.

Dan kesimpulan dari kami bahwa ternyata kota Banda Aceh ini  tidak jauh berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang masih terdapat kegiatan prostitusi. Malah bagi saya ini menjadi sesuatu yg mempermalukan kota Banda Aceh sebagai “Kota syariat Islam”.  tapi itu hanya seperti menjadi “tameng”.

Dan yang ingin saya tanyakan, dimana peran WH (Wilayatul Hisbah) dalam memberantas Prostitusi di kota yang sudah berlaku hukum Syariat Islam? Apa peran mereka hanya terlihat saat menjelang Bulan Ramadhan saja? Apa kinerja mereka hanya pada jam kerja saja mulai dari pagi sampai sore? Jika iya, tentu hal ini tidak akan efektif dikarenakan kegiatan prostitusi berlangsung pada malam dan pagi dini hari. Karena faktanya fenomena prostitusi di tempat penjualan burger-burger di pinggir jalan sangat dan sangat berdekatan dengan kantor pusat Wilayatul Hisbah. Sungguh sungguh ironis !!

Sekian cerita dari saya teman-teman, ambil pesan positif-nya aja dari cerita ini ya.. (AnjondTeam)