Karapan Sapi

13/11/2011 17:04

Karapan Sapi merupakan salah satu kebudayaan Pulau Madura, yang sudah ada sebelum abad XV masehi. Istilah karapan sapi adalah Perlombaan Pacuan Sapi.

Pada perlombaan ini, sepasang sapi menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik.

Karapan sapi merupakan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura, pemilik sapi karapan akan merasa status sosialnya terangkat apabila sapinya bisa menjadi juara. Hewan memamah biak ini juga dijadikan alat investasi selain emas dan uang. Tak mengherankan, bila para pemilik sapi karapan akan mengerahkan segala daya upayanya untuk membuat sapi-sapinya menjadi pemenang dalam setiap musim karapan. Sekadar diketahui, sapi karapan umumnya dari Pulau Sapudi. Sejak dulu, pulau kecil yang terletak di ujung Timur Pulau Madura itu memang gudangnya sapi bibit unggul.

Kejuaraan Karapan Sapi dimulai dari tingkat Kecamatan dilanjutkan ke tingkat Kabupaten dan diteruskan sampai ketingkat Karisidenan. Tradisi Karapan sapi ini diselenggarakan pada bulan Agustus dan September setiap tahunnya di beberapa wilayah kota Madura. Dengan pertandingan final yang dilakukan pada akhir bulan September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Tradisi ini benar-benar meriah, apalagi alunan musik seronen menonjolkan perpaduan bunyi gendang, terompet, dan gong yang disertai tarian para pemainnya. Para pemusik seronen ini memang sengaja disewa oleh para pemilik sapi. Terutama untuk menyemangati anggota kontingen beserta sapi-sapinya sebelum Karapan Sapi (Pacuan Sapi) dimulai. (reznatour.biz)