Kapal PLTD Apung & Taman Edukasi Tsunami, Banda Aceh
Siapa yang menyangkal dahsyatnya Tsunami di Banda Aceh pada tahun 2004 silam? Bahkan sangking dahsyatnya, Tsunami itu mampu membuat tulisan di lembar buku sejarah Aceh dan juga Monumen di tengah kota Banda Aceh yaitu Kapal PLTD Apung Milik PLN NAD.
Kapal PLTD Apung dengan bobot 2.600 ton, panjang 63 meter dengan luas 1.600 m2 milik PLN NAD yang terdampar ke darat sejauh +/- 5 km dari laut pada saat kejadian gempa dengan kekuatan 9.3 SR dan gelombang tsunami setinggi 30 meter, pada hari minggu pagi 26 Desember 2004 silam. yang menghancurkan wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam serta merenggut korban manusia +/- 300.000 jiwa. 2/3 wilayah Kota Banda Aceh merupakan kawasan yang paling parah mengalami kehancuran dan setengah dari penduduknya (230.000 ribu) nyawa menjadi syuhada saat itu juga.
Kapal PLTD Apung ini sekarang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan juga domestik. Hampir semua tamu negara yang berkunjung ke Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang ke Aceh ingin membuktikan kejadian nyata yang sangat dahsyat tersebut. Pada awal-awal kejadian tsunami, Sekjen PBB, Kofi Anan dan mantan Presiden Amerika Serikat Georges Bush dan Bill Clinton langsung datang menyaksikan keberadaan kapal tersebut. Selanjutnya sampai dengan sekarang, banyak kepala pemerintahan negara asing dan tokoh-toko dunia yang menjadi tamu Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang kelokasi bencana kapal PLTD Apung dan situs-situs tsunami lainnya di Aceh.
Taman Edukasi Tsunami
Tepat di samping kapal, dibagun taman untuk anak-anak korban tsunami bermain serta menghilangkan trauma. Di sekitar taman, berdiri satu bangunan yang berisi catatan sejarah serta foto-foto dampak tsunami. Total luas lahan objek wisata itu sekitar dua hektare.
Bagi Anda yang ingin membawa buah tangan jangan khawatir. Tak jauh dari situ terdapat toko penjual souvernir seperti kaos, tas, sandal, kemeja, dan berbagai asesoris khas Aceh. Harga bervariasi mulai dari lima ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah.
“Apabila anda hendak berkunjung ke Kota Banda Aceh, pasti ada rasa tidak puas sebelum anda sampai dan melihat kapal PLTD Apung yang sampai saat ini masih mendarat dan parkir dengan manisnya di tanah Kelurahan Punge Blang Cut.
Selain kapal PLTD Apung, anda juga bisa mengunjungi Objek wisata lainnya yaitu sebuah kapal nelayan yang terdampar di atap rumah penduduk. Letaknya di Lampulo, tak berapa jauh dari pelabuhan perikanan rakyat Aceh, Lampulo. Menurut beberapa nelayan Lampulo, kapal itu bertonase sekitar 65 ton dan panjangnya mencapai sekitar 25 meter.
Kapal Apung Lampulo ini juga tetap dipertahankan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengenang Musibah Tsunami yang melanda Kota Banda Aceh. Sebuah kapal yang terbawa Gelombang Tsunami dan terdampar di perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam.
Dan Setiap liburan panjang, misalnya, selain wisatawan dari berbagai kota datang melihat kapal tersebut, wisatawan mencanegara asal Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand ramai-ramai berkunjung ke kapal apung tersebut.
Monumen ini ada karena bencana tsunami bulan Desember tahun 2004, berada di Kampung Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh
Kapal ini adalah salah satu dari dari kapal-kapal yang terdampar kedaratan pada saat terjadi bencana Tsunami beberapa waktu lalu. Hingga saat ini keberadaan kapal ini tetap dipertahankan sebagai obyek wisata untuk mengingat akan peristiwa tersebut, dan dijadikan salah satu situs Peringatan Tsunami.