"Kami Punya Citra Rasa Tersendiri"

28/11/2011 22:40
  ANJOND.COM-Di hari kedua Festival Kopi Aceh sempat di tandai dengan cuaca yang kurang bersahabat pada pagi harinya. Sekitar pukul 12:00 wib hujan pun mulai reda, walau awan mendung masih menyelimuti kota Banda Aceh.
‘Anjond Team’ yg kali ini menurunkan squad nya yaitu Anton, Fandy dan Felix tetap bersemangat untuk mengikuti hari kedua festival sekaligus meliput jalannya festival di Taman Sari, Banda Aceh.
Sekitar pukul 12.30 wib, team kami-pun tiba di lokasi tempat berlangsungnya festival kopi aceh, guna melakukan wawancara eksklusif, lunch, ngopi dan foto bareng bersama Ketua Forum Kopi Aceh, Bpk Drs. H. Mustafa Ali serta panitia dari IOM yang kebetulan juga sedang berada di ruang seminar. Dan ini merupakan momment yang sangat penting bagi Anjond team dalam melakukan wawancara tersebut.
Kedatangan kami disambut baik oleh panitia pelaksana dan Bpk. Drs. H. Mustafa Ali yang  dalam hal ini adalah selaku Ketua Forum Kopi Aceh. Beliau menyatakan sangat senang dan bangga terhadap kami mahasiswa-mahasiswa yang turut serta dalam mempromosikan Kopi Aceh ke dunia Mancanegara. Bahkan beliau juga sangat antusias terhadap kehadiran kami dari Anjond.com dan memperkenalkannya kepada panitia IOM SEGA selaku panitia penyelenggara.
Dalam kesempatan ini, kami-pun melakukan percakapan sambil menikmati hidangan makanan yang telah tersedia dan tentunya dengan secangkir kopi Arabika Gayo yang sudah terkenal di dunia dengan citra rasanya yang khas. Berikut ini adalah wawancara Anjond.com dengan Bpk. Drs. H. Mustafa Ali :
anjond.com: Bisa Bapak jelaskan, kenapa kopi nya pahit sekali ya pak? Beda dengan yang biasanya kami minum di warung2x kopi..

 

Drs. H. Mustafa Ali: ya itulah rasa sebenarnya dari Kopi itu sendiri, tidak ada campuran gula. Jadi rasanya benar2x khas rasa kopi.
anjond.com: lalu, kenapa kopi luwak itu sangat terkenal dan lebih mahal harganya, apa karena rasanya yang jauh lenih enak?
Drs. H. Mustafa Ali: kopi Luwak itu tidak seenak kopi kita ini ‘kopi gayo’. Kopi luwak itu terkenal dan mahal harganya karena kopi ini    dibisniskan. Malah kopi gayo itu lebih mahal dari pada kopi Luwak yang ada di Starbucks. Harga kopi Luwak sekitar Rp. 50.000,- sedangkan Kopi Gayo sekitar Rp. 70.000,-
anjond.com: Yang membuat rasa kopi itu menjadi nikmat, apa karena memang jenis kopinya atau proses peracikannya?
Drs. H. Mustafa Ali: Kenikmatan rasa dari sebuah kopi sangat ditentukan oleh proses penanaman & pemanenan. Sementara proses peracikan itu dilakukan sebagai pelengkap rasa kopi itu sendiri sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen.
Seusai perbincangan tersebut, kami pun mendapatkan kaus eksklusif dari Ketua Forum Kopi Aceh, dan meminta kami untuk mengenakan kaus tersebut sebagai bagian dari panitia dalam mempromosikan kopi Arabika Gayo (Amazing!!!)
Selanjutnya beliau memperkenalkan kami kepada salah satu panitia IOM SEGA, yaitu Mr. Komrad Clas dan kamipun melakukan wawancara sebagai berikut:
anjond.com: mr, apa sih tema dari festival kopi aceh ini sendiri?
Mr.Komrad: yeah, tema festival kopi aceh ini ialah “kopi aceh untuk dunia” yang tujannya untuk mempromosikan kopi Aceh ke seluruh dunia. Dan tentu ini akan menarik perhatian para Turis Mancanegara untuk hadir langsung ke festival ini.
anjond.com: apa saja yang pengunjung dapat saksikan di festival ini?
Mr.Komrad: pengunjung bisa mendapatkan wawasan tentang kopi itu sendiri, tentang jenis2x kopi, proses pengolahan, peracikan,  perdagangannya, dan mencicipi citarasa kopi yang ada diseluruh Indonesia.
anjond.com: apa harapan bapak kedepannya setelah diadakannya festival ini?
Mr.Komrad: saya berharap festival ini akan memperkenalkan Kopi Aceh kepada dunia. Dan tentu juga saya berharap festival ini rutin diadakan, yaa.. mungkin setiap setahun sekali.
anjond.com: baik, terimakasih Mr.Komrad atas bincang-bincangnya..
Mr.Komrad: ya sama sama..
Setelah pengalaman luar biasa kami dapatkan di ruang seminar bersama beliau-beliau dibalik terselenggaranya festival ini, kami pun mengarahkan tujuan kami ke Festival Kopi Aceh. Ya, kami dari ‘anjond team’ dengan eksklusif meliput jalannya festival di hari itu.
Sambil mengenakan baju panitia “Kopi Arabika Gayo” , dengan percaya diri nya kami meliput beberapa kegiatan yang terjadi saat itu. Saat kami melangkah kedepan stage sambil memotret sekitar, kami bertemu dengan dua teman kampus kami yaitu Faisal dan Kemal yg sedang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Selanjutnya kami mengunjungi stand ‘kopi arabika gayo’ yg terlihat sangat ramai. Di sana kami melihat buah kopi gayo yang diberi sebutan ‘‘red cherry’’, dan ada juga biji kopi serta bubuk kopi yg sudah dalam kemasan. Tak hanya itu, terdapat juga mesin pengekstrakan kopi menjadi minuman.
Dan perlu anda ketahui bahwa ternyata kopi Gayo sudah mendapatkan sertifikasi SIG (Sertifikat Indikasi Geografis). Berdasarkan penjelasan dari pihak stand bahwa pengusaha dari Belanda sempat mengklaim Kopi Arabika Gayo dan didaftarkan ke WTO 3 tahun lalu, namun akhirnya kopi Arabika Gayo (Arabica Gayo Coffee) berhasil meraih sertifikat Indikasi Geografis (IG) atau hak paten dari Dirjen Hak dan Kekayaan Intelektual (HaKI) Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) Republik Indonesia.
 

Berikutnya kami juga singgah di stand ‘anomalicoffee’ yang sedang mendemonstrasikan proses pembuatan Ekspresso oleh Barista dari ‘AnomaliCoffee’. Pastinya kalian penasaran kan..apa itu “Barista’’, Barista adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk bisa mengekstraksi kopi sesuai dengan tujuannya. Nah, sedangkan defenisi Ekspresso itu sendiri ialah sebuah minuman kopi yang memiliki volume 25-30 ml yang dihasilkan oleh mesin ekspresso, lalu di pres dengan tekanan ±9 bar, dengan suhu 88°c sampai 90°c dalam waktu ekstraksi 20 detik sampai 30 detik.
Anjond team sempat bertanya kepada Barista Anomali Coffee, apakah Barista-Barista ini juga mengenyam pendidikan khusus, supaya memiliki keterampilan membuat kopi sesuai dengan permintaan konsumen? Kemudian bang Irfan Helmi yang merupakan salah satu Barista dari Anomali Coffee menjelaskan bahwa "Barista itu juga memiliki Pendidikan tersendiri, dan Anomali Coffee pun menyediakan pendidikan untuk kita yg ingin menjadi Barista". Spontan bang Irfan Helmi memberikan Kartu namanya kepada kami. Hemm, apakah anda berminat menjadi Barista???
Setelah meliput jalannya demonstrasi pembuatan ekspresso yang dilakukan oleh Barista dari Anomali Coffee, kami pun melakukan foto bareng bersama Barista-Barista dari Anomali Coffee, Kemang-Jakarta. Dan ini juga menjadi moment yang tak terlupakan buat kami bisa foto bareng dengan mereka. Hehe =)
oh ya !! sedikit informasi, kalau kopi Anomali Coffee itu 100% berasal dari Indonesia, dan 50% nya asli kopi Arabika Gayo !! wew~

 

wawancara eksklusif Bpk. Drs. H. Mustafa Ali & IOM SEGA