Jangan Su'uzon! Ini Harta Halal Loh...!
27/02/2012 22:16
Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera untuk kita semua..
Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera untuk kita semua..
Pada postingan kali ini saya ingin membahas masalah paradigma masyarakat daerah pedalaman yang kurang menyenangkan bagi kita.
Mmmm.... Sebenarnya bukan salah mereka juga sih.. Mungkin mereka begitu karena mereka masih belum terjamah dengan teknologi modern. Selain itu mereka masih percaya dengan 'alam gaib', misalnya mereka masih percaya dengan yang namanya pesugihan gitu. Jadi kita susah juga mau merubah paradigma mereka. Selain itu kalau memang kita ngotot untuk mengubahnya, pasti harus dengan cara yang gila-gilaan baru kita dapat mengubahnya. ha..haha..
Kita ambil salah satu contoh.
Misal ada seorang dari kalangan keluarga biasa2x.. pergi dari desanya untuk kuliah ke kota. Dia masuk di Fakultas Ekonomi pada suatu Universitas ternama di Indonesia. Aseek..aseek..
Dan selama dia kuliah di fak.Ekonomi itu ada salah satu mata kuliah yang mengajarkan tentang saham, obligasi, dll.
Ternyata anak itu tertarik untuk mencobanya. Ditabungnya sebahagian uang saku dari orang tuanya. Dan seiring waktu uang tabungannya udah mencapai angka 5 juta. Setelah itu dia membuka rekening di suatu bank sekuritas ber plat merah..
Trnyata ilmu ekonomi yg dipelajarinya selama ini membawa dampak positif pada usahanya untuk bermain di bidang saham..cieile...dahsyat bener. he.hehe..
sehingga dari usahanya menjadi investor (bukan spekulator loh) itu dia mendapatkan tambahan uang saku. ya.. itung2x uuntuk isi pulsa dan makan sehari2x lah..
Dia pun tamat kuliah, sekarang saldo yang dimilikinya sudah mencapai 20 juta. mantappp...
Jadi dia memutuskan selesai tamat kuliah dia mau buka usaha jualan online. Ya dengan modal dikit yang diambil dari saldo di sekuritasnya tadi.
Yauding dengan bermodalkan sebuah laptop dan modem yg anti lelet pastinya dia pulkam dan memulai usaha jualan online dan tetap menjadi investor dengan tetap memantau pergerakan saham2x (sekali lg dia ini bukan spekulator loh. dia memang bisa menganalis saham gitu.jd bukan asal tanam dia.. :))
ternyata usaha bisnis jualan online nay maju pesat. Dan saham2x yang ditanamkan nya lagi naik2xnya pula, sehingga dia bisa beli rumah dan menikah dengan seorang gadis cantik, sebut saja namanya mawar. hhmm..
Tetapi karena dia tinggal di desa yg belum terlalu maju, jd tetangga2xnya heran. Kok kerjaannya di rumah aja tapi kok bisa banyak uang gitu yah??. Dan merekapun menuduh di investor tadi pake cara yg bukan2x semacam ngepet, pesugihan, dll deh... haha.kasian2x.
Dan mereka dengan gampangnya melapor ke pak lurah kalau ada org pesugihan di kampung kita..
Sebagai orang yg bijak pak lurah dengan sopan mendatangi rumah investor tadi.
Ternyata setelah ngobrol sana sini pak lurah tanya:
Pak Lurah : bapak kerja apa ya!?. Saya lihat bapak jarang pergi keluar rumah..tapi tau2x kok harta bapak nambah terus?!
Investor : Owh.. itu yg jadi pertanyaan semua warga disini?
Saya ini pak kerjaannya jualan barang secara online dan juga berinvestasi di bidang saham.. Ini pak saya kasih liat..
Pak Lurah : oh..jd situs eburang.com itu bapak yg kelola?
Investor : Yupz..
Pak Lurah : Oh.. saya juga sering beli barang dari situ.
Investor : oh, bapak ngerti pake intrnet?
Pak Lurah : Ya dong.. saya kan sarjana juga pak, malah SE lagi.
Investor : Berarti pak lurah tau saham juga dong.
Pak Lurah : yupz..
Investor : kalau gitu saya bisa minta tolong bapak untuk mmulihkn nama baik saya. ceile...
Kita akan buat pelatihan komputer dan internet di desa ini.
dan siap untuk kita ajarin mereka jadi investor. Jadi supaya mereka gak asal tuduh lagi.
Pak Lurah : ide bagus tuh, bisa memajukan desa kita nantinya.
... Selesai ...
Nah.. dari ilustrasi di atas bisa kita lihat gara2x ketidak tahuan dan kepercayaan kuno yang gak jelas masyarakat desa itu, mereka jadi memfitnah orang yang tidak bersalah.
Akhir kata saya brharap agar rakyat indonesia terbebas dari kepercayaan kuno yang tidak baik (kalau yang baik sih gak apa2x) dan teliti dulu sebelum memvonis orang :)
peace
wassalam...
(Hendra Halim)